MOJOKERTO,JURNALDETIK.COM– Dalam rangka merayakan tiga tahun berdirinya kawasan wisata Alas Veenuz Trawas, Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengadakan kegiatan penanaman 1.000 pohon di Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, pada Sabtu pagi (24/5). Kegiatan ini menjadi simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, yang akrab disapa Gus Bupati, menyampaikan bahwa aksi penanaman pohon bukan hanya sebatas acara seremonial, tetapi merupakan bentuk investasi ekologis untuk generasi masa depan. Ia menegaskan pentingnya gerakan lingkungan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
“Penanaman pohon ini adalah bentuk nyata dari investasi jangka panjang, yang manfaatnya akan dinikmati anak cucu kita. Ini adalah warisan ekologis,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Wakil Bupati M. Rizal Octavian, Anggota DPD RI Lia Istifhama, Kepala Dinas Kehutanan Jatim Jumadi, dan tamu undangan lainnya.
Gus Bupati juga menyampaikan bahwa sinergi antara pengembangan ekowisata dan pelibatan masyarakat seperti di Alas Veenuz perlu menjadi contoh untuk desa-desa wisata lain di Mojokerto. Menurutnya, konsep ini terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal tanpa merusak lingkungan.
“Kalau pengelolaan seperti ini direplikasi di tempat lain, maka manfaat ekonominya akan lebih terasa, dan masyarakat pun menjadi pelaku utama dalam pelestarian alam,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas gerakan “sedekah oksigen” yang telah digalakkan di Mojokerto, dan berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut sebagai gerakan bersama, bukan hanya momen sesaat.
“Semoga Alas Veenuz semakin berkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, sembari terus menjaga alam yang menjadi daya tarik utamanya,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyinggung pentingnya perbaikan infrastruktur wisata, khususnya akses jalan menuju destinasi seperti pemandian air panas di Pacet yang kini semakin ramai dikunjungi.
“Saya harap pemerintah provinsi bisa memperlebar akses jalan menuju kawasan wisata yang padat, karena jalan ini menjadi jalur utama menuju destinasi wisata dan juga dipakai masyarakat luas, termasuk untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Jumadi, menekankan bahwa kegiatan menanam pohon merupakan bentuk rasa syukur atas keberadaan oksigen yang selama ini kita nikmati secara cuma-cuma.
“Saat pandemi COVID-19, kita menyadari betapa mahalnya oksigen. Maka dari itu, menanam pohon adalah cara kita untuk membalas apa yang sudah diberikan alam,” jelasnya.
Ia juga menyebut penanaman pohon ini sejalan dengan target besar Jawa Timur dalam mengurangi emisi karbon, sebagaimana tercantum dalam Paris Agreement. Provinsi Jatim sendiri ditargetkan menyerap hingga 140 juta ton CO₂ ekuivalen pada 2030.
Kegiatan di Trawas ini diharapkan bisa menjadi titik tolak dari sebuah gerakan lingkungan yang lebih luas, membawa semangat “sedekah oksigen” tak hanya untuk Mojokerto, melainkan untuk seluruh Indonesia dan generasi masa depan.(Kar)

















