MOJOKERTO, JURNALDETIK.COM– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus berupaya memperkuat kualitas pembinaan dengan menghadirkan berbagai inovasi. Salah satu terobosan yang konsisten dijalankan adalah program Perpustakaan Keliling, yang hadir secara rutin setiap akhir pekan, yakni hari Sabtu dan Minggu.
Melalui program ini, para petugas membawa aneka buku bacaan langsung ke blok hunian. Koleksi buku yang disediakan sangat beragam, mulai dari literatur keagamaan, buku keterampilan, motivasi, hingga novel fiksi dan ensiklopedia. Inisiatif ini menjadi jembatan untuk mendekatkan literasi kepada para warga binaan, sehingga mereka tetap bisa menambah wawasan dan pengetahuan meski berada di balik jeruji.
Program ini disambut positif oleh para warga binaan. Banyak di antara mereka yang merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Mereka mengaku bahwa keberadaan perpustakaan keliling menjadi salah satu cara efektif untuk memperbaiki diri dan memperluas wawasan selama menjalani masa hukuman.
Kepala Lapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program pembinaan Kementerian Hukum dan HAM, khususnya dalam mewujudkan budaya literasi di lingkungan pemasyarakatan. “Kami berharap membaca bisa menjadi kebiasaan positif yang tumbuh di dalam lapas. Literasi adalah bekal penting untuk kehidupan mereka setelah bebas,” ujarnya.
Melalui perpustakaan keliling ini, Lapas Mojokerto ingin memastikan bahwa setiap warga binaan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, berpikir kritis, dan mempersiapkan diri menyongsong kehidupan yang lebih baik di luar nanti.(Kar)

















