Berita  

UMKM Jajanan Tradisional di Pacet Mojokerto Andalkan QRIS BRI, Pelanggan Makin Nyaman Bertransaksi

MOJOKERTO,JURNALDETIK.COM – Persaingan di dunia kuliner lokal, terutama di segmen kue basah dan jajanan tradisional, tak menyurutkan semangat pelaku UMKM di kawasan Pacet untuk terus bertahan dan berkembang. Salah satu yang menunjukkan ketangguhan usaha adalah Roy Hadi, pemilik Cheryl Snack, produsen kue basah yang telah eksis selama delapan tahun terakhir.

Usaha rumahan ini dikenal luas di wilayah Pacet, Kutorejo, hingga Gondang. Roy memproduksi berbagai jenis kue basah untuk keperluan konsumsi harian, pesanan hajatan, hingga suplai ke warung dan pedagang kecil. Produknya banyak diminati karena kualitas rasa dan kesegaran yang selalu terjaga.

“Pasar kami cukup beragam. Mulai dari konsumen rumah tangga, acara keluarga, hingga pesanan dari toko-toko kecil di sekitar wilayah Mojokerto bagian atas,” jelas Roy saat ditemui, Rabu (9/7).

Untuk strategi pemasaran, Roy mengandalkan media sosial sebagai sarana utama membangun komunikasi dengan pelanggan. Cara ini dinilai efektif dan efisien, tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk promosi konvensional.

“Kami sudah aktif di media sosial sejak awal. Dari sanalah pelanggan tahu produk kami, dan banyak yang order langsung lewat pesan pribadi,” imbuhnya.

Tak hanya fokus pada kualitas dan pelayanan, Roy juga terus mengikuti perkembangan sistem transaksi modern. Dengan dukungan dari BRI Unit Pandanarum, ia kini menggunakan fasilitas QRIS dalam melayani pembayaran dari pelanggan.

Fitur pembayaran digital ini membuat transaksi menjadi lebih praktis, cepat, dan aman. Pelanggan tak perlu repot membawa uang tunai, sementara Roy sendiri merasa terbantu karena pencatatan keuangannya menjadi lebih rapi dan mudah dilacak.

“QRIS dari BRI sangat membantu. Pelanggan sekarang lebih nyaman bayar pakai dompet digital, dan saya juga bisa pantau pemasukan harian dengan lebih jelas,” ujarnya.

Kepala Unit BRI Pandanarum Pacet, Dian Yuniarto, menyebut bahwa pihaknya terus mendorong para pelaku UMKM agar memanfaatkan layanan digital seperti QRIS untuk mendukung efisiensi usaha.

“Digitalisasi adalah keniscayaan. Kami ingin UMKM lokal tidak hanya bertahan, tapi juga siap bersaing dengan layanan yang lebih modern dan profesional,” kata Dian.

Roy berharap ke depan BRI tidak hanya memberikan fasilitas keuangan dan teknologi, tetapi juga program pembinaan agar pelaku usaha kecil bisa meningkatkan daya saing produk, memperluas pasar, serta memiliki pengelolaan bisnis yang lebih kuat dan berkelanjutan.(Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *