MOJOKERTO,JURNALDETIK.COM – Upaya pengentasan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Mojokerto kembali digencarkan. Pemerintah Kota melibatkan para kader Posyandu sebagai garda terdepan edukasi masyarakat.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, saat membuka kegiatan Sosialisasi Pencegahan TBC bagi kader Posyandu Kelurahan Magersari di aula kelurahan setempat pada Senin (29/9), menegaskan bahwa TBC masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Saat ini, Indonesia menempati urutan kedua kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Dari delapan provinsi dengan kontribusi terbesar, lima berada di Pulau Jawa. Karena itu, pemerintah pusat menerbitkan Perpres Nomor 67 Tahun 2021 sebagai dasar hukum percepatan penanggulangan TBC di daerah.
Menurut Ning Ita sapaan akrab Wali Kota tingginya kasus bukan hanya akibat kepadatan penduduk, tetapi juga karena rendahnya kepatuhan masyarakat dalam menjalani pengobatan, meskipun layanan kesehatan sudah diberikan secara gratis. Padahal, TBC menular lewat udara dan sangat berisiko jika menjangkiti anak-anak.
“Kalau orang dewasa mungkin masih bisa bertahan, tapi kalau anak-anak yang terkena, dampaknya bisa stunting. Walaupun TBC-nya sembuh, stuntingnya tidak bisa dikembalikan,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung faktor lingkungan seperti rumah lembab dan kurang ventilasi, serta perilaku sebagian warga yang enggan memeriksakan diri meski sudah diketahui positif TBC.
“Kalau ada yang sudah terkonfirmasi tapi tidak mau berobat, berarti dia menularkan ke orang lain. Itu sama saja mencelakakan orang lain,” tegasnya.
Untuk itu, Wali Kota meminta para kader Posyandu tidak hanya mendata, tetapi juga mendampingi warga agar mau berobat sampai tuntas. Pendekatan personal, sosial hingga spiritual dinilai penting untuk membangun kesadaran masyarakat.
“Pemerintah tidak akan mampu berjalan sendiri. Kita harus bergerak bersama, demi melindungi diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar. Dengan kepedulian bersama, insyaallah angka TBC di Kota Mojokerto bisa ditekan,” tutupnya.(Kar)