MOJOKERTO, JURNALDETIK.COM– Gelaran rutin Khotmil Qur’an yang diprakarsai LBH Djawa Dwipa kembali berlangsung khusyuk di pelataran Aula Makam Eyang Tumenggung Soekarto Widjoyono, Dusun Banjarsari, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Minggu (7/12/2025).
Puluhan warga turut larut dalam lantunan ayat suci Al-Qur’an, doa bersama untuk para leluhur, hingga munajat khusus bagi masyarakat Sumatera Utara yang tengah ditimpa bencana.
Acara yang telah berjalan selama 19 bulan tersebut menjadi ruang ibadah bersama yang diikuti warga dengan penuh kekhidmatan. Tidak hanya untuk tahlil dan Khotmil Qur’an, kegiatan ini juga menjadi penegasan solidaritas kemanusiaan dan kepedulian terhadap saudara sebangsa yang mengalami musibah.

Perwakilan Sholawat Al-Haddad Djawa Dwipa, Ustaz Abd. Mukhit, menyampaikan bahwa kegiatan ini murni diniatkan sebagai sarana ibadah, bukan untuk kepentingan lain. Ia menegaskan bahwa jumlah jamaah yang hadir tidak menjadi ukuran keberhasilan, melainkan keistiqomahan dalam menjaga amalan.
“Alhamdulillah sudah sampai yang ke-19. Kadang peserta banyak, kadang sedikit, tapi kami tetap menjalankannya. Bahkan teman-teman media pun kami persilakan hadir kapan pun, meski tidak diundang setiap bulan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan positif harus dilanjutkan tanpa menghiraukan komentar miring maupun pujian.
“Dipuji boleh, dicela pun tidak apa-apa. Yang terpenting kegiatan Khotmil Qur’an dan tahlil ini tetap hidup,” tuturnya.
Penanggung jawab kegiatan, Hadi Purwanto S.T., S.H., M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk bakti kepada leluhur dan latihan untuk terus berbuat baik.
“Kami hanya ingin berbuat baik, tidak punya kepentingan apa pun. Semua murni karena Allah SWT. Alhamdulillah sudah 19 bulan berjalan bersama warga, dan kami ingin tetap istiqomah,” ungkapnya.
Hadi mengakui bahwa mempertahankan kegiatan spiritual secara berkelanjutan bukan hal mudah, namun dukungan warga serta keluarga besar LBH Djawa Dwipa menjadi energi untuk terus melanjutkan. Hadir pula Abah Ismail Pribadi, tokoh masyarakat sekaligus mantan anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, yang ikut mendampingi jalannya acara.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Hasan Mathori menyampaikan tausiyah yang dimulai dengan doa untuk masyarakat Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh yang sedang tertimpa musibah. Ia kemudian membahas sejarah spiritualisasi Pulau Jawa serta peran besar Syech Subakir dalam penyebaran ajaran Islam.
“Meski jamaah hanya tiga atau lima orang tetap tidak mengurangi nilainya. Yang utama adalah istiqomah. Sebab Rasulullah mengajarkan bahwa istiqomah lebih utama dari seribu karomah,” pesannya.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, harapan agar musibah di Sumatera Utara segera teratasi, serta tekad untuk terus menjaga tradisi ibadah yang penuh keberkahan.(Kar)

















